Islam menekankan pentingnya memahami diri sendiri dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada Allah. Refleksi diri adalah salah satu cara untuk melakukan hal tersebut. Dalam artian, refleksi diri adalah mempertimbangkan dan mengevaluasi diri sendiri secara objektif dan kritikal. Menghisab diri sendiri dengan tujuan memahami bagaimana diri kita dapat menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah.
Mengapa Refleksi Diri Penting dalam Islam?
Refleksi diri merupakan bagian dari tawakkal, yaitu mempercayakan segala urusan kepada Allah ﷻ dan memperbaiki diri sendiri. Amalan ini pun juga sebagai bekal menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ menyebutkan bahwa hanya orang-orang yang beriman dan bertakwa yang akan masuk surga (QS Al-Baqarah: 82). Pun dengan gamblang tercatum perintah Allah ﷻ untuk refleksi diri ini dalam Al-Quran Surah Al-Hasyr ayat 18 sebagaimana berikut:
“يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ“
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (Akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18).
Oleh karena itu, setiap Muslim harus berusaha memahami diri mereka dan memperbaiki kekurangan-kekurangan mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Manfaat lain dari refleksi diri juga sering dibahas oleh para ulama. Salah satu nasihat jelas mengenai perihal tersebut dapat kita temui dalam perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah berikut:
“من عرف نفسه اشتغل بإصلاحها عن عيوب الناس، ومن عرف ربـّه اشتغل به عن هوى نفسه.”
“Barangsiapa mengenali dirinya, niscaya ia akan sibuk memperbaiki diri dan tidak peduli dengan aib orang lain. Dan barangsiapa mengenali Rabbnya, niscaya ia akan sibuk beribadah kepada-Nya dan tidak peduli dengan hawa nafsunya.” (Kitab Al-Fawaid, halaman 80).
Dikatakan bahwa jika seseorang mengenali dirinya ataupun menyibukkan diri dengannya maka waktu yang ia punya akan habis dalam mawas diri. Mengartikan bahwa memperbaiki diri membawa dampak yang baik karena akan kehabisan waktu serta menjadi tidak peduli dengan aib orang lain. Selanjutnya kalimat “Dan barangsiapa mengenali Rabbnya, niscaya ia akan sibuk beribadah kepada-Nya dan tidak peduli dengan hawa nafsunya.” Dapat dikatakan senada dengan perkataan Ibnu Qayyim rahimahullah dalam buku Al Jawabul Kaafi halaman 156: bahwasanya jika dirimu tidak disibukkan dengan kebaikan, pasti dirimu akan disibukkan dengan hal-hal yang batil (keburukan).
Bagaimana Melakukan Refleksi Diri?
Melakukan refleksi diri memerlukan usaha dan niat yang kuat untuk memperbaiki diri. Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan refleksi diri:
- Melakukan introspeksi: Mempertimbangkan perilaku dan tindakan kita dalam situasi tertentu dan mengevaluasi apakah kita berperilaku sesuai dengan ajaran Islam atau tidak.
- Membaca Al-Qur’an: Al-Qur’an merupakan petunjuk hidup bagi setiap Muslim dan membacanya secara teratur akan membantu dalam memahami diri dan memperbaiki kekurangan-kekurangan kita.
- Berdoa: Berdoa merupakan cara untuk berbicara dengan Allah ﷻ dan meminta pertolongan untuk memperbaiki diri.
- Bersyukur: Berfokus pada hal-hal positif dalam hidup dan bersyukur atas nikmat yang diterima dapat membantu dalam memahami diri dan memperbaiki kekurangan-kekurangan kita.
- Berbicara dengan orang yang dapat dipercayai: Berbicara dengan orang yang dapat dipercayai dan memahami akan membantu dalam memahami diri dan memperbaiki kekurangan-kekurangan kita.
Kesimpulan
Refleksi diri adalah hal yang sangat penting dalam Islam dan merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah ﷻ. Melakukan refleksi diri memerlukan usaha dan niat yang kuat untuk memperbaiki diri, dan dapat dilakukan melalui introspeksi, membaca Al-Qur’an, berdoa, bersyukur, dan berbicara dengan orang yang dapat dipercayai. Dengan melakukan refleksi diri secara teratur, setiap Muslim dapat memahami diri mereka dan memperbaiki kekurangan-kekurangan mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah ﷻ.
Wallahu a’lam bishowab